Teori Konsumsi Islam
The economic behaviour of human beings in the Islam culture is dominated by three general principles: The belief in the LAST DAY, the Islamic concept of SUCCESS and the Islamic concept of RICHES.
(Monzer Kahf)
Definisi
Konsumsi adalah penggunaan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia guna menciptakan kemaslahatan, yang sesuai dengan ajaran Islam.
Apa perbedaan antara konsumen yang berorientasi pada kemaslahatan dengan konsumen yang berorientasi pada kepuasan?
Basket Consumption
Consumption basket individu muslim, terdiri dua jenis, yaitu basket of worldy needs dan basket of spending in the cause of Alloh.
إعمل لدنياك كأنَك تعيـش ابدا, واعمل لأخرتك كأنَك تموت غدا
Maka notasi konsumsi bagi seorang muslim adalah:
Y = C + S + Sd
Y : Pendapatan
C : Konsumsi
S : Saving
Sd : Shadaqoh
Prinsip-prinsip dalam Konsumsi
Factors behind Demand (Elastisitas Permintaan)
MASLAHAH dalam KONSUMI
(1) Maslahah Maximizer
(3) Maslahah dan Kepuasan
(4) Maslahah dan Nilai-nilai Ekonomi Islam
Keterkaitan antar Barang (Komplementer)
• Sempurna
Hubungan antara handphone & pulsa; motor & BBM.
• Dekat
Hubungan antara laptop & mouse; sepatu & kaus kaki.
• Jauh
Hubungan antara baju & dasi; sabun cuci & whitener.
Keterkaitan antar Barang (Substitusi)
• Sempurna
Hubungan antara “MIWON” dan “AJINOMOTO”.
• Dekat
Hubungan antara mobil Toyota INNOVA (Type J) dan Toyota AVANZA (Veloz)
• Jauh
Hubungan antara motor DJI SAM SOE dengan SEDJATI
KESEIMBANGAN KONSUMEN
(Hubungan antara Barang Halal & Haram)
The economic behaviour of human beings in the Islam culture is dominated by three general principles: The belief in the LAST DAY, the Islamic concept of SUCCESS and the Islamic concept of RICHES.
- Last Day à extends the horizon of Moslem life
- Success à consent of Allah, not just an accumulation of wealth
- Riches à bounty of Allah, so must be utilized as His commands
(Monzer Kahf)
Definisi
Konsumsi adalah penggunaan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia guna menciptakan kemaslahatan, yang sesuai dengan ajaran Islam.
Apa perbedaan antara konsumen yang berorientasi pada kemaslahatan dengan konsumen yang berorientasi pada kepuasan?
Basket Consumption
Consumption basket individu muslim, terdiri dua jenis, yaitu basket of worldy needs dan basket of spending in the cause of Alloh.
إعمل لدنياك كأنَك تعيـش ابدا, واعمل لأخرتك كأنَك تموت غدا
Maka notasi konsumsi bagi seorang muslim adalah:
Y = C + S + Sd
Y : Pendapatan
C : Konsumsi
S : Saving
Sd : Shadaqoh
Prinsip-prinsip dalam Konsumsi
- Halal
- Baik (Thoyyib)
- Effisien
- Tidak Selfish
- Long term View
- Health Orientation
Factors behind Demand (Elastisitas Permintaan)
- Price
- Income
- Taste
- Seasonality
- Related Goods
- Expectation
- Maslahah
MASLAHAH dalam KONSUMI
- Maslahah Maximizer
- Kebutuhan dan Keinginan (Needs VS Wants)
- Maslahah dan Kepuasan
- Maslahah dan Nilai-nilai Ekonomi Islam
- Pengukuran Maslahah
(1) Maslahah Maximizer
- Asumsi rasionalitas bagi seorang konsumen muslim adalah MASLAHAH MAXIMIZER (bukan UTILITY MAXIMIZER).
- MASLAHAH dapat tercipta jika dalam mengkonsumsi ia memperoleh MANFAAT dan BERKAH.
- Konsumen mencapai MASLAHAH optimum jika GARIS ANGGARAN bersinggungan dengan Kurva ISO-MASLAHAH yang paling tinggi posisinya.
- Dalam ekonomi main-stream (konvensional) pengukuran kepuasan konsumen dilakukan dengan bantuan kurva yang disebut Kurva Indifference (Indifference Curve).
- Konsumen dianggap sudah memperoleh kepuasan yang maksimal jika Kurva Indifference telah bersinggungan dengan Budget Line/Constraint.
- Kurva Indifference yang paling tinggi memberikan kepuasan lebih besar.
(3) Maslahah dan Kepuasan
- Kepuasan tercipta dari pemenuhan KEINGINAN, meskipun keinginan tidak mengenal batas (konvensional)
- Tidak ada istilah ‘PUAS’ dalam menciptakan kemaslahatan, karena menciptakan kemaslahatan adalah bentuk pengabdian (obedience) kepada Tuhan.
- Konvensional: tidak pernah berhenti mencari KEPUASAN yg bersumber dari nafsu dan keinginan.
- Islam : tidak pernah berhenti mencari KEPUASAN dalam menciptakan kemaslahatan.
(4) Maslahah dan Nilai-nilai Ekonomi Islam
- Maslahah dapat tercipta jika seorang konsumen muslim mengaplikasikan nilai-nilai ke-Islaman dalam proses konsumsinya.
- Seorang konsumen yang tidak menerapkan nilai keislaman konsumsi, maka tidak akan memperoleh maslahah.
- Mengaplikasikan BERKAH/MASLAHAH akan sangat mungkin akan menjadikan “biaya konsumsi” lebih tinggi dari pada konsumen yang tidak peduli terhadap BERKAH/MASLAHAH.
Keterkaitan antar Barang (Komplementer)
• Sempurna
Hubungan antara handphone & pulsa; motor & BBM.
• Dekat
Hubungan antara laptop & mouse; sepatu & kaus kaki.
• Jauh
Hubungan antara baju & dasi; sabun cuci & whitener.
Keterkaitan antar Barang (Substitusi)
• Sempurna
Hubungan antara “MIWON” dan “AJINOMOTO”.
• Dekat
Hubungan antara mobil Toyota INNOVA (Type J) dan Toyota AVANZA (Veloz)
• Jauh
Hubungan antara motor DJI SAM SOE dengan SEDJATI
KESEIMBANGAN KONSUMEN
(Hubungan antara Barang Halal & Haram)
- Islam melarang substitusi dan komplementaritas antara barang yang halal dan yang haram. (Bagaimana dalam kondisi darurat?)
- Komplementaritas dan substitusi dalam Islam hanyalah antar barang yang halal saja.
- Bagaimana jika konsumen dihadapkan pada barang/jasa yang sama-sama bernilai haram?
Komentar
Posting Komentar